Profil Desa Purwodadi

Ketahui informasi secara rinci Desa Purwodadi mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Purwodadi

Tentang Kami

Profil Desa Purwodadi, Karangkobar, Banjarnegara. Mengulas tuntas potensi agraris dataran tinggi, kondisi geografis, struktur demografi, tantangan kebencanaan, dan upaya strategis pemerintah desa dalam mendorong kemajuan masyarakat dan ekonomi lokal.

  • Sentra Agraris Unggulan

    Desa Purwodadi merupakan pusat produksi komoditas bernilai tinggi seperti kopi robusta dan kapulaga, didukung oleh tanah vulkanik yang subur.

  • Karakteristik Geografis Khas

    Terletak di dataran tinggi dengan panorama perbukitan, namun memiliki kerawanan tinggi terhadap bencana pergerakan tanah atau longsor.

  • Masyarakat Adaptif dan Pembangunan Berkelanjutan

    Komunitas desa bersama pemerintah setempat secara aktif mengembangkan infrastruktur dan program mitigasi bencana untuk menghadapi tantangan alam.

XM Broker

Terletak di antara perbukitan sejuk Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Desa Purwodadi hadir sebagai representasi wilayah agraris yang kaya akan potensi namun tak luput dari tantangan alam. Wilayah ini dikenal sebagai salah satu lumbung komoditas perkebunan unggulan, terutama kopi dan kapulaga, yang menjadi motor penggerak utama perekonomian lokal. Dengan topografi dataran tinggi yang subur, Desa Purwodadi menyimpan prospek cerah di sektor pertanian, seraya terus beradaptasi dengan kondisi geografisnya yang rawan bencana. Profil ini mengupas secara mendalam dinamika kehidupan masyarakat, potensi ekonomi, serta strategi pembangunan yang diterapkan di Desa Purwodadi.

Kondisi Geografis dan Demografi

Secara administratif, Desa Purwodadi merupakan bagian dari Kecamatan Karangkobar, berjarak sekitar 26 kilometer ke arah utara dari pusat pemerintahan Kabupaten Banjarnegara. Desa ini menempati lahan seluas 222,6 hektare atau 2,22 km². Wilayahnya terbagi atas beberapa penggunaan lahan utama, yakni tanah tegalan seluas 155,3 hektare, diikuti oleh tanah sawah seluas 52,6 hektare dan sisanya merupakan pekarangan serta penggunaan lainnya. Terletak pada ketinggian rata-rata 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl), Purwodadi memiliki suhu udara harian yang sejuk, berkisar antara 21 hingga 27 derajat Celsius. Kondisi iklim ini, ditambah dengan curah hujan tahunan yang cukup tinggi, menjadi faktor pendukung utama kesuburan tanahnya.

Berdasarkan data kependudukan terakhir yang tersedia, jumlah penduduk Desa Purwodadi mencapai 2.208 jiwa. Dengan luas wilayah 2,22 km², maka kepadatan penduduk desa ini ialah sekitar 994 jiwa per kilometer persegi, menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup signifikan untuk sebuah wilayah pedesaan di dataran tinggi. Desa ini terdiri dari lima dusun, yakni Dusun Curug, Majatengah, Purwodadi, Sabrang, dan Wringin, yang terbagi lagi ke dalam 12 Rukun Tetangga (RT) dan 3 Rukun Warga (RW).

Batas-batas wilayah Desa Purwodadi secara geografis ialah sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Karangkobar.

Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kecamatan Wanayasa.

Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Gumelar.

Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sampang dan Desa Kaligintung.

Lokasinya yang strategis, terhubung langsung dengan ibu kota kecamatan, memberikan keuntungan aksesibilitas bagi distribusi hasil bumi dan mobilitas penduduk. Namun kontur wilayah yang didominasi perbukitan dengan kemiringan lereng yang bervariasi juga menjadi catatan penting terkait perencanaan tata ruang dan infrastruktur.

Potensi Ekonomi dan Sektor Unggulan

Sektor pertanian dan perkebunan merupakan tulang punggung utama yang menopang kehidupan ekonomi masyarakat Desa Purwodadi. Tanah vulkanik yang subur menjadikan wilayah ini sangat ideal untuk pengembangan berbagai komoditas agraris bernilai jual tinggi. Kopi jenis robusta menjadi salah satu produk unggulan yang paling dikenal dari desa ini. Para petani lokal telah lama membudidayakan kopi dengan metode petik merah, sebuah praktik yang bertujuan menjaga kualitas biji kopi agar menghasilkan cita rasa terbaik saat diolah. Produksi kopi tidak hanya berhenti pada budidaya, tetapi juga mulai merambah ke industri pengolahan skala rumahan (UMKM), seperti penyangraian dan pengemasan bubuk kopi siap seduh.

Selain kopi, kapulaga juga menjadi komoditas primadona. Tanaman rempah ini tumbuh subur di bawah naungan pohon-pohon besar di lahan-lahan tegalan, memberikan pendapatan tambahan yang signifikan bagi petani. Iklim yang mendukung memastikan kapulaga dapat dipanen sepanjang tahun. Di samping dua komoditas utama tersebut, masyarakat juga membudidayakan aneka tanaman hortikultura seperti sayur-sayuran dataran tinggi dan buah-buahan, salah satunya salak. Potensi agrowisata buah juga mulai dikembangkan, memanfaatkan bentang alam perladangan yang asri untuk menarik pengunjung.

Di sektor peternakan, sebagian warga beternak kambing dan unggas sebagai usaha sampingan. Upaya peningkatan produktivitas ternak terus dilakukan, salah satunya melalui program pendampingan dari berbagai pihak, termasuk akademisi melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang memberikan edukasi mengenai pakan suplemen dan manajemen ternak yang lebih modern. Sinergi antara pertanian, perkebunan, dan peternakan membentuk sebuah ekosistem ekonomi pedesaan yang solid dan saling mendukung.

Pembangunan Infrastruktur dan Sosial Budaya

Pemerintah Desa Purwodadi bersama pemerintah kabupaten terus berupaya meningkatkan kualitas infrastruktur dasar untuk mendukung aktivitas warga. Pembangunan dan pemeliharaan jalan desa menjadi prioritas utama guna memperlancar akses transportasi dari dusun-dusun ke pusat desa maupun ke luar wilayah, terutama untuk mengangkut hasil panen. Program seperti Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) juga telah dilaksanakan di wilayah ini, memberikan kepastian hukum atas kepemilikan tanah bagi warga, yang esensial untuk mencegah sengketa dan mempermudah akses permodalan.

Dalam kehidupan sosial, masyarakat Desa Purwodadi masih memegang teguh nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Semangat ini terlihat dalam berbagai kegiatan desa, mulai dari kerja bakti membersihkan lingkungan hingga partisipasi dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrenbangdes). Musyawarah ini menjadi forum penting bagi warga untuk menyampaikan aspirasi dan terlibat langsung dalam penetapan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa), memastikan bahwa pembangunan yang berjalan sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat.

Kegiatan keagamaan dan budaya juga hidup subur di tengah masyarakat. Organisasi seperti Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) aktif menyelenggarakan berbagai program peningkatan kapasitas bagi para kader dan ibu rumah tangga. Hal ini tidak hanya memperkuat ikatan sosial, tetapi juga memberdayakan perempuan untuk berkontribusi lebih dalam pembangunan keluarga dan desa.

Tantangan dan Mitigasi Bencana

Di balik segala potensinya, Desa Purwodadi dan Kecamatan Karangkobar secara umum menghadapi tantangan serius terkait kerawanan bencana alam. Kondisi geologis dengan struktur batuan berlapis serta kemiringan lereng yang curam, ditambah intensitas hujan yang tinggi, menjadikan wilayah ini sangat rentan terhadap bencana gerakan tanah atau longsor. Sejarah mencatat beberapa peristiwa longsor besar di Kecamatan Karangkobar, seperti tragedi di Dusun Jemblung, Desa Sampang pada tahun 2014, yang menjadi pengingat kelam akan risiko yang selalu mengintai.

Menghadapi kenyataan ini, kewaspadaan dan upaya mitigasi bencana menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Pemerintah desa, bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, secara rutin melakukan sosialisasi dan simulasi kesiapsiagaan bencana. Pengecekan terhadap rekahan-rekahan tanah, terutama di area perbukitan yang dekat dengan permukiman, menjadi agenda rutin untuk deteksi dini.

Masyarakat juga didorong untuk menerapkan praktik-praktik pertanian yang ramah lingkungan dan dapat menjaga stabilitas tanah, seperti pembuatan terasering pada lahan miring dan penanaman tanaman keras yang memiliki sistem perakaran kuat. Pembangunan embung atau waduk kecil, seperti Embung Suro Manggi, tidak hanya berfungsi sebagai sumber irigasi tetapi juga sebagai salah satu upaya konservasi air dan tanah.

Desa Purwodadi di Kecamatan Karangkobar merupakan sebuah entitas wilayah yang dinamis. Desa ini menunjukkan bahwa keterbatasan akibat kondisi alam dapat dihadapi dengan optimalisasi potensi yang dimiliki. Kekuatan utamanya terletak pada sektor agraris yang ditopang oleh kesuburan tanah dan kerja keras masyarakatnya. Komoditas seperti kopi dan kapulaga telah menjadi identitas sekaligus harapan untuk peningkatan kesejahteraan.

Namun, bayang-bayang risiko bencana longsor menuntut adanya keseimbangan antara eksploitasi dan konservasi. Ke depan, keberhasilan Desa Purwodadi akan sangat bergantung pada kemampuan untuk terus berinovasi di sektor ekonomi, memperkuat infrastruktur yang adaptif terhadap bencana, serta meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mitigasi risiko. Kolaborasi yang solid antara pemerintah desa, warga, dan pihak eksternal menjadi kunci untuk mewujudkan Purwodadi sebagai desa yang maju, mandiri, dan tangguh.